Selasa, 09 September 2008
Jumat, 01 Agustus 2008
Pelatihan Kewirausahaan
Seandainya krisis ekonomi tidak memukul Indonesia, tentu kita makin percaya dengan konsep pembangunan dan globalisasi, ketika krisis muncul dan menjadi hantu yang amat menakutkan, maka pada saat yang bersamaan kita tersadarkan bahwa cacat bawaan yang dibawa oleh teori pembangunan yang berakibat jatuh korban dan mengantar rakyat menjadi pengungsi. Sampai saat ini banyak menyebutkan bahwa andil terbesar kenapa krisis ini meledak karena pemerintahan yang bobrok (korup) maka pemecahannya adalah pemerintahan yang baik.
Pada jaman yang serba krisis ini, bertambah banyak penduduk Indonesia yang miskin ditambah lagi dengan naiknya BBM beberapa bulan yang lalu serta disusul dengan naiknya harga-harga terutama sembako. Rakyat di paksa untuk menggantikan bahan Bakar minyak menjadi Gas Elpiji yang lebih murah, tetapi apa yang terjadi? Sekarang gas Elpijipun harganya naik, rakyat kembali dipaksa untuk membeli harga gas Elpiji yang sekarang harganya ikut-ikut naik juga, selain itu terjadinya kelangkaan gas elpiji dimana-mana hal semakin menambah penderitaan rakyat.
Banyak orang yang mengeluh hidup pada masa kini. Kesulitan seperti lilitan ekor naga panjang yang susah untuk dilepaskan. Luka karena jepitan kesulitan belum lagi kering bayangan suram kedepan sudah membayangi lagi.
Memang kita tidak tahu nasib kita kedepan. Memang hanya bisa meramal nasib bangsa besar ini. Peluang untuk menjadi lebih baik sama besarnya dengan peluang untuk semakin hancur.maka dari itu, maju/mundurnya sebuah bangsa itu tergantung pada generasi sekarang, yaitu pemuda. Karena pemuda sekarang adalah merupakan gambaran bapak yang akan datang. Jika pemuda hari ini baik maka generasi yang akan datang akan baik pula tetapi jika pemuda sekarang sudah hancur maka generasi yang akan datang akan hancur pula.
Saat ini tipologi masyarakat global dapat dibagi kedalam tiga komponen. Pemerintah, pasar (swasta) dan masyarakat sipil. Dimana sinergitas yang melengkapi dari ketiga komonen ini akan membawa kemajuan bagi masyarakat umum yang akan direkuntruksi. Seperti diketahui, selama ini masyarakat sipil selalu mengalami marginalisasi, baik yang dolakukan pemerintah maupun pasar. Oleh karena itu diperlukan bergaining position (Posisi tawar) yang cukup kuat dari masyarakat sipil terhadap kedua komponen itu dalam bentuk pengorganisasian untuk mewakili posisi mereka ketika berhadapan dengan kedua komponen ini.dengan kata lain kehadiran HMI Cabang Bogor sebagai penerjemah mauipun fasilitator atas agenda-agenda pemerintah dan pasar yang di verivikasi dengan kritis dan ilmiah melalui standarisasi tertentu, sehingga posisi ini bukan sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah maupun pasar untuk memaksakan kehendak mereka kepada masyarakat sipil.
Maju/mundurnya sebuah bangsa itu tergantung pada generasi sekarang, yaitu pemuda. Karena pemuda sekarang adalah merupakan gambaran bapak yang akan datang. Jika pemuda hari ini baik maka generasi yang akan datang akan baik pula tetapi jika pemuda sekarang sudah hancur maka generasi yang akan datang akan hancur pula. Maka dari itu, dalam usaha mensejahterakan masyarakat, HMI Cabang Bogor melalui lembaga otonomnya yaitu Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) bermaksud mengadakan pelatihan enterprener (kewirausahaan) dalam rangka melatih masyarakat dalam keahlian khusus agar mereka bisa mensejahterakan dirinya dengan semangat wirausaha yang akan ditanamkan dalam pelatihan ini, dan yang akan menjadi objek dalam pelatihan ini adalah pemuda yang akan menjadi penerus bangsa karena ditangan pemudalah nasib bangsa kita akan ditentukan.
Sasaran KegiatanAdapun sasaran Kegiatan ini adalah Mahasiswa Kader HMI, Non HMI dan Umum
Kegiatan Ini akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 & 31 Agustus 2008
Waktu : Pukul 08.00 s.d. 15.00 WIB
Tempat : Sekretariat HMI Cabang Bogor
Materi Kegiatan
Pelatihan Kewirausahan ini Memberikan Pelatihan Sablon kepada seluruh Pesertanya dari mulai teori sampai praktik
PANITIA PELATIHAN KEWIRAUSAHAN
SYARIAH EXPO 1430 H
A. DASAR PEMIKIRAN
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)jika kamu orang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertaubat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat dzalim (merugikan) dan tidak didzalimi (dirugikan)” (Q.S. Albaqarah:278-279)
Islam merupakan ajaran hidup yang merupakan tata nilai kehidupan kesemestaan yang bersifat paripurna, kosmopolit dan egaliter. Karena itu Islam disamping sebagai ajaran hidup sekaligus merupakan agama yang menjdi world view (Cara pandang) terhadap realitas kesemestaan. Hal ini termanifestasi dalam kesadaran bahwa alam semesta dalam kehidupan yang inheren didalamnya merupakan manifestasi dari keberadaan Allah SWT., sebagai zat yang telah menciptakan, memelihara dan memberi kepercayaan kepada manusia (sebagai khalifah) untuk memanfaatkan alam semesta ini sesuai dengan fitrahnya.
Nilai-nilai Islam hanya akan tegak di muka bumi bila mana diperjuangkan oleh ummat Islam dan dengan cara-cara yang islami pula. Keharusan untuk memperjuangkan tegaknya cita-cita Islam dikenal dengan konsep Jihad Fii Sabiilillah atau sering disingkat dengan Jihad.
Jihad pada prinsipnya adalah proses sosialisasi ajaran Islam. Islam mewajibkan keterlibatan setiap muslim untuk menjadi pelaku aktif, karena hal ini merupakan prasyarat yang harus ditempuh oleh setiap muslimdalam mencapai kesempurnaan Iman serta kehidupan abadinya, yaitu memperoleh jaminan surga sebagaimana yang diyakininya. Jihad adalah tolak ukur keimanan seseorang, yang denganya Allah SWT., menawarkan suatu bentuk transaksi perniagaan yang menjanjikan keuntungan besar bagi para pelakunya.
Bertolak dari aksioma ajaran ini, maka jihad lebih dititik beratkan pada upaya penyadaran terhadap seluruh ummat Islam, tentang berbagai hal yang meliputi masalah keyakinan, ilmu Pengetahuan, kemanusiaan dan kesemestaan.
Islam adalah agama yang mengatur kehidupan kita sehari-hari sampai kepada hal yang paling detail termasuk salahsatunya adalah Ekonomi Islam atau ekonomi Syariah. Masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang ekonomi syariah ini, karena dari kalangan masyarakat masih memandang bahwa ekonomi adalah hanya merupakan masalah keduniaan saja hal ini terbukti dengan masih jarangnya dikaji tentang ekonomi syariah ini dalam pengajian-pengajian yang diadakan di masjid-masjid, padahal ekonomi syariah ini adalah hal yang paling penting yang harus diperjuangkan khususnya di Indonesia ini karena mayoritas penduduknya adalah muslim, karena dengan memperjuangkan .ekonomi syariah ini Insya Allah termasuk kedalam kategori Jihad.
Ekonomi Syariah di Indonesia pada saat ini tumbuh sangat pesat hal ini terbukti dengan banyak berdirinya Lembaga Keuangan Syariah (LKS), dalam bidang perbankan, Asuransi Syariah, Hotel Syariah, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), perusahaan Pembiayaan, bidang Multi Level Marketing dll, semuanya itu mendapat respon yang baik dikalangan masyarakat Indonesia baik itu muslim maupun non muslim hal ini menujukkan bahwa Islam itu benar-benar Rahmatan Lil Alamin (Untuk seluruh Alam).
Untuk mendukung pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia, kita selaku praktisi Ekonomi Syariah harus membantu mensosialisasikan Ekonomi Syariah Kepada seluruh Rakyat Indonesia khususnya muslim, karena warga muslim di Indonesia masih banyak yang belum faham tentang Ekonomi Syariah dan perlu di sosialisasikan lagi terutama bagi para ulama yang biasa mengisi pengajian-pengajian jangan hanya berbicara masalah ubudiah saja, tetapi harus di ditambahkan pemahaman terhadap masyarakat bahwa Ekonomi syariah ini masih merupakan bagian kehidupan yang perlu disikapi dan bukan sekedar kepentingan dunia saja. Selain itu ekonomi syariah berlaku untuk seluruh kalangan manusia, baik itu muslim maupun non muslim
Kalau kita tarik kedalam cakupan internasional, negara-negara dengan jumlah penduduk non-muslim terbesar pun banyak yang membuka layanan syariah. Sebut saja Inggris, Denmark, Kanada, Italia, Amerika hingga sejumlah negara di benua Afrika. Di negara-negara tersebut bank dan asuransi syariah tubuh subur. Kalaulah dinegara-begara yang mayoritas penduduknya non-muslim ekonomi syariah itu bisa maju, apalagi di Indonesia yang mempunyai mayoritas penduduknya muslim bisa lebih maju lagi karena melihat dari pangsa pasarnya saja sudah sangat berpotensi untuk pertumbuhan Ekonomi Syariah di segala bidang.
Ketua Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), KH Ma’ruf Amin menjelaskan, sistem ekonomi syariah memiliki arti yang sangat penting bagi dunia. Ekomoni syariah tidak lagi hanya sekedar alternative, tetapi ekomoni syariah menjadi solusi dalam berbagai persoalan umat manusia. “Fakta sudah berbicara, bahwa sistem ekomoni konvensional yang selama ini diterapkan banyak Negara di dunia, tidak hanya merugikan tetapi tetapi membahayakan umat manusia. Sebab , yang diuntungkan dengan sistem konvensional hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak,” tegas KH Ma’ruf Amin. Sebaliknya, kata pengasuh pondok pesantren An-Nawawiyah banten ini, ekomoni syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. “Saat krissis moneter tahun 1997 silam, lembaga keuangan syariah di Indonesia, khususnya bank syariah, mampu bertahan dengan baik, padahal bank-bank konvesional mengalami sekarat, (Republika, 28 Maret 2008)
Kalau kita tarik kedalam cakupan internasional, negara-negara dengan jumlah penduduk non-muslim terbesar pun banyak yang membuka layanan syariah. Sebut saja Inggris, Denmark, Kanada, Italia, Amerika hingga sejumlah negara di benua Afrika. Di negara-negara tersebut bank dan asuransi syariah tubuh subur. Kalaulah dinegara-begara yang mayoritas penduduknya non-muslim ekonomi syariah itu bisa maju, apalagi di Indonesia yang mempunyai mayoritas penduduknya muslim bisa lebih maju lagi karena melihat dari pangsa pasarnya saja sudah sangat berpotensi untuk pertumbuhan Ekonomi Syariah di segala bidang.
Ketua Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), KH Ma’ruf Amin menjelaskan, sistem ekonomi syariah memiliki arti yang sangat penting bagi dunia. Ekomoni syariah tidak lagi hanya sekedar alternative, tetapi ekomoni syariah menjadi solusi dalam berbagai persoalan umat manusia. “Fakta sudah berbicara, bahwa sistem ekomoni konvensional yang selama ini diterapkan banyak Negara di dunia, tidak hanya merugikan tetapi tetapi membahayakan umat manusia. Sebab , yang diuntungkan dengan sistem konvensional hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak,” tegas KH Ma’ruf Amin. Sebaliknya, kata pengasuh pondok pesantren An-Nawawiyah banten ini, ekomoni syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. “Saat krissis moneter tahun 1997 silam, lembaga keuangan syariah di Indonesia, khususnya bank syariah, mampu bertahan dengan baik, padahal bank-bank konvesional mengalami sekarat, (Republika, 28 Maret 2008)
Kalau kita tarik kedalam cakupan internasional, negara-negara dengan jumlah penduduk non-muslim terbesar pun banyak yang membuka layanan syariah. Sebut saja Inggris, Denmark, Kanada, Italia, Amerika hingga sejumlah negara di benua Afrika. Di negara-negara tersebut bank dan asuransi syariah tubuh subur. Kalaulah dinegara-begara yang mayoritas penduduknya non-muslim ekonomi syariah itu bisa maju, apalagi di Indonesia yang mempunyai mayoritas penduduknya muslim bisa lebih maju lagi karena melihat dari pangsa pasarnya saja sudah sangat berpotensi untuk pertumbuhan Ekonomi Syariah di segala bidang.
Ketua Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), KH Ma’ruf Amin menjelaskan, sistem ekonomi syariah memiliki arti yang sangat penting bagi dunia. Ekomoni syariah tidak lagi hanya sekedar alternative, tetapi ekomoni syariah menjadi solusi dalam berbagai persoalan umat manusia. “Fakta sudah berbicara, bahwa sistem ekomoni konvensional yang selama ini diterapkan banyak Negara di dunia, tidak hanya merugikan tetapi tetapi membahayakan umat manusia. Sebab , yang diuntungkan dengan sistem konvensional hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak,” tegas KH Ma’ruf Amin. Sebaliknya, kata pengasuh pondok pesantren An-Nawawiyah banten ini, ekomoni syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. “Saat krissis moneter tahun 1997 silam, lembaga keuangan syariah di Indonesia, khususnya bank syariah, mampu bertahan dengan baik, padahal bank-bank konvesional mengalami sekarat, (Republika, 28 Maret 2008)
Bank Indonesia memproyeksikan total Asset Perbankan Syariah pada akhir tahun 2008 sebesar 5% dari total asset perbankan yang ada selama ini. Maka dari itu untuk membantu mencapai targetan tersebut, kita harus mendukungnya yaitu dengan mensosialisasikan tentang Ekonomi Syariah atau khususnya perbankan syariah kepada masyarakat. Maka dari itu kami dari Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bogor melalui lembaga Otonomnya yaitu Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) mengadakan sebuah kegiatan yang positif yang diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi Syariah di Indonesia yaitu dengan mengadakan “Syariah Expo” yang bertepatan dengan Tahun Baru Hijriyah 1430, mudah-mudahan dengan semangat tahun baru Islam ini bisa memotivasi kita dalam berekonomi Syariah di Indonesia negara tercinta ini khususnya di Jawa Barat